🎙 Khotib : Al-ustad Saeed hafizhohulloh
📜 Khutbah Jum’at, 30 Juli 2021
Khutbah 1 :
إنّ الْحَمْد للهِ نَحْمَدُه ونستعينُه ، ونستغفرُه ، ونعوذُ باللهِ من شرورِ أنفسِنا ، ومن سيئاتِ أعمالِنا ، مَن يَهْدِهِ اللهُ فلا مُضِلَّ له ، ومَن يُضْلِلْ فلا هادِيَ له ، وأشهدُ أن لا إله إلا اللهُ وحدَه لا شريكَ له ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبدُه ورسولُه . يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًاكَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا النساء : 1 . يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ آل عمران : 102 . يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا الأحزاب : 70 ، 71 .
Amma ba’du
Ketahuilah ya ‘ibadalloh dari adab penuntut ilmu adalah: mengamalkan apa yang telah diketahuinya.
Maka disaat Alloh memberikan ilmu yang bermanfaat tentang halal dan harom, tentang keimanan keislaman, serta sunnah-sunnah maka lebih pantas baginya untuk segera mengamalkan dari ilmu yang dipelajari. Maka perkara ini
termasuk adab yang paling urgen(penting) bagi para penuntut ilmu. Maka untuk apa dia
menuntut ilmu jika tidak diamalkan
disebutkan oleh pepatah arob bahwa : (العلم بلا عمل كالشجر بلا ثمر)
Artinya: orang yang mempunyai ilmu tapi tidak mengamalkannya bagaikan pepohonan yang seharusnya berbuah maka tidak mengeluarkan buahnya, tidak ada faidah untuk ditanam.
Dalilnya dalam alquran tentang adab ini :
قال تعالى: وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
Artinya: Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.(*1)
maka ini adab seorang penuntut ilmu dihadapan Alloh. Apa yang dipelajari dari ilmu agama tentang halal dan
haram, tentang syirik dan tauhid, tentang kufur dan islam, tentang bid’ah dan sunnah, maka
wajib bagi penuntut ilmu jika mengetahui bahwa perkara itu wajib, maka wajib untuk diamalkan, dan jika mengetahui perkara ini harom, maka untuk wajib untuk ditinggalkan. Sesuai dengan hadist
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Apa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian.(*2)
itulah adab bagi penuntut ilmu agar diberkahi ilmunya. Jika kita rujuk kepada kehidupan salafushaholeh (shohabat, tabi’in itbaattabiin), mereka sangat menjunjung ilmu-ilmu yang mereka dapatkan dari nabi, mereka amalkan semampunya sampai akhir hayat mereka.
Seperti dikisah sahabat ,
عَنْ أَبِي رَافِعٍ قَالَ
صَلَّيْتُ مَعَ أَبِي هُرَيْرَةَ الْعَتَمَةَ فَقَرَأَ إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ فَسَجَدَ فَقُلْتُ مَا هَذِهِ قَالَ سَجَدْتُ بِهَا خَلْفَ أَبِي الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَا أَزَالُ أَسْجُدُ فِيهَا حَتَّى أَلْقَاهُ
dari Abu Rafi’ berkata:
“Aku pernah shalat ‘Atmah (‘Isya di penghujung malam) bersama Abu Hurairah radliallahu ‘anhu.
Dia membaca idzas samaa-unsyaqqat (QS Al Insyiqaq) lalu dia sujud tilawah.
Kemudian aku bertanya kepadanya:
“Mengapa anda melakukan ini?”
Maka dia menjawab:
“Aku pernah sujud di belakang Abul Qasim ﷺ.
Dan senantiasa aku melakukan sujud ketika membacanya sampai akhir hayatku”.(*3)
Maka inilah amalan dari salaf, Sebagaimana abu hurairoh
menghafalkan ribuan hadist nabi, namun tidak hanya sekedar menghafal tetapi mengamalkanya itulah adab
seorang penuntut ilmu yang diinginkan.
Kisah yang lain dari amalan shahabat ,berkata umar rodiyallohu anhu :
وَاللَّهِ إِنِّي لَأُقَبِّلُكَ وَإِنِّي أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَأَنَّكَ لَا تَضُرُّ وَلَا تَنْفَعُ وَلَوْلَا أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبَّلَكَ مَا قَبَّلْتُكَ
“Demi Alloh,Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberikan mudhorot (bahaya), tidak bisa pula mendatangkan manfaat. Seandainya bukan karena aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka aku tidak akan menciummu.(*4)
Maka umar mencium batu karena mengamalkan ilmu yang dipelajari dari nabi
Begitupun dari atsaar, Bagaimana salafussholeh mengamalkan ilmu-ilmunya :
-Dalam siyar a'alaamu annubala karya imam dzahabi, dinukilkan dari Abdurrahman ibnu mahdi.
Berkata sufyan atssauri : "ما بلغني عن رسول الله صلى الله عليه وسلم حديث قَطّ إلا عملت به، ولو مرةً واحدةً"
Artinya:tidaklah sampai kepadaku dari nabi sholallohu alaihu wasalam ,satu hadits saja kecuali pasti aku amalkan meski sekali dalam seumur hidupku.(*5)
-Dalam ucapan imam Ahmad bin hambal dalam kitab syiar annubala
قال أحمد: مَا كَتَبْت حَدِيثًا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إلَّا وَقَدْ عَمِلْتُ بِهِ حَتَّى مَرَّ بِي فِي الْحَدِيثِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { احْتَجَمَ وَأَعْطَى أَبَا طَيْبَةَ دِينَارًا } ، فَأَعْطَيْت الْحَجَّامَ دِينَارًا حِينَ احْتَجَمْتُ .
Berkata ahmad:tidaklah aku menulis satu hadits saja dari nabi sholallohualaihiwasallam kecuali aku telah mengamalkannya, sampai2 aku mendapati hadits bahwa nabi berbekam dan memberikan abu thoyibah satu dinar, maka akupun berbekam dan memberikan pada pembekam satu dinar saat aku selesai berbekam.(*6)
-Diriwayatkan oleh waqi’ ibnul jarroh, dari ibrohim Ibnu ismail berkata:
وكيع ، نا إبراهيم بن إسماعيل بن مجمع ، قال : « كنا نستعين بالحديث على حفظه بالعمل
Artinya: dulu kami membantu menghafal hadits dengan mengamalkannya.(*7)
Inilah adab adab penuntut ilmu, maka wahai para penuntut ilmu, janganlah ilmu yang didapat itu hanya sekedar dipergunakan untuk menghafal alquran dan menulis hadist saja,
mempunyai (ilmu) namun tidak mengamalkanya, maka ilmu tidak akan jadi berkah, bias jadi ilmu jadi
hilang dan timbul penyesalan diakhir.
📜 Transkrip khutbah jum’at, 30 Juli 2021
🏷 Judul : adab penuntut ilmu, mengamalkan dari ilmu yang didapatkan
🎙 Khotib : Al-ustad Saeed hafizhohulloh
Khutbah 2:
الْحَمْدُ لله ، الصَّلاَة وَالسَّلاَمُ عَلَى رسول الله، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ:
Amma ba’du
Kami nasehatkan kepada diri sendiri dan kepada penuntut ilmu yang belajar di ma’had imam Muqbil di dharmasraya baik yang belajar di ma’had maupun yang belajar secara online, ketahui bahwa kalian yang menuntut ilmu, tidak sembarangan membawa ilmu seperti ilmu dunia. Boleh jadi gelar dunianya telah sampai professor, doctor namun mempunyai pekerjaan yang tidak ada hubunganya dengan ilmunya, namun permasalahan ilmu dunia tidak menjadi masalah jika tidak tersinkronisasikan(tidak berhubungan) dari ilmu dengan amal. Namun wajib bagi orang yang menuntut ilmu agama islam, alquran dan sunnah. Wajib terjadi sinkronisasi antara ilmu dengan amal sesuai dengan ilmunya. Konsekuensinya jika dia mengetahui perkara itu wajib maka amalkan, jika itu bid’ah matikan bid’ah tersebut, jika itu harom maka jauhi.
Ada uqubah punishment (ancaman yang keras, bagi yang mempunyai ilmu(agama) tapi tidak mengamalkannya. Seperti Alloh mengejek orang 2 yahudi
قال تعالى: مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا ۚ
"Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal".(*1)
dan alloh berfirman dalam surat assaffat
قوله تعالى: ﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ * كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ ﴾ [الصف: 2، 3]،
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan".(*2)
dan dalam ayat albaqaroh.
يقول الله تعالى: {أتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلاَ تَعْقِلُونَ} (البقرة:44)
"Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?".(*3)
Ilmu yang tidak diamalkan akan menjadi boomerang bagi pemiliknya bisa jadi senjata makan tuan,
ilmu akan membuat adzab di dunia sebelum diakhirat. Dalil dari hadist ashabu sunan dari 3
shahabat :
عَنْ مُعَاذِ بن جَبَلٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:"لا تَزُولُ قَدِمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ: عَنْ عُمُرُهِ فِيمَا أَفْنَاهُ؟ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلاهُ؟ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ؟ وَعَنْ عَلِمهِ مَاذَا عَمِلَ فِيهِ؟"
diriwayatkan dari Muadz bin Jabal RA, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Pada hari kiamat kedua kaki manusia akan berhenti untuk dimintai pertanggungjawaban tentang empat hal. Pertama, tentang umurnya dihabiskan untuk tujuan apa. Kedua, tentang waktu muda dihabiskan untuk apa. Ketiga, tentang harta, dari mana sumber penghasilannya dan dihabiskan untuk tujuan apa. Keempat, tentang ilmu yang ia miliki, diamalkan atau tidak". Dishohihkan oleh syaikh albani.(*4)
Dan ancaman yang lebih keras dalam hadist yang diriwayatkan abu ya’la di dalam musnadnya dari anas bin malik,
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " أَتَيْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي عَلَى قَوْمٍ تُقْرَضُ شِفَاهُهُمْ بِمَقَارِيضَ مِنْ نَارٍ في الرواية:( تقرض ألسنتهم بمقاريض من نار )، كُلَّمَا قُرِضَتْ وَفَتْ ، فَقُلْتُ : يَا جِبْرِيلُ مَنْ هَؤُلَاءِ ؟ قَالَ : خُطَبَاءُ مِنْ أُمَّتِكَ الَّذِينَ يَقُولُونَ وَلَا يَفْعَلُونَ ، وَيَقْرَءُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَلَا يَعْمَلُونَ "
“Aku datang pada malam aku di isra’kan kepada suatu kaum bibir-bibir mereka dipotong dengan gunting dari api neraka, setiap kali dipotong sempurna lagi. Maka aku berkata : “Wahai Jibril, siapa mereka itu???”
Dia berkata : “Mereka adalah tukang khutbah dari kalangan umatmu, yang mana mereka berkata sesuatu yang tidak mereka amalkan, mereka membaca kitabullah tapi tidak mengamalkannya". sanadnya shohih(*5)
dan dihadist lain yang ancamannya lebih dasyhat diriwayattkan dari Usamah bin Zaid
عن أسامة بن زيد - رضي الله عنه - عن النبي - صلى الله عليه وآله وسلم - قال: «يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِي النَّارِ، فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِرَحَاهُ، فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ فَيَقُولُونَ: أَيْ فُلَانُ مَا شَأْنُكَ، أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَانَا عَنْ الْمُنْكَرِ؟ قَالَ: كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلَا آتِيهِ، وَأَنْهَاكُمْ عَنْ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Pada hari qiyamat akan dihadirkan seseorang yang kemudian dia dilempar ke dalam neraka, isi perutnya keluar dan terburai hingga dia berputar-putar bagaikan seekor keledai yang berputar-putar menarik mesin gilingnya. Maka penduduk neraka berkumpul mengelilinginya seraya berkata; “Wahai fulan, apa yang terjadi denganmu?. Bukankah kamu dahulu orang yang memerintahkan kami berbuat ma’ruf dan melarang kami berbuat munkar?”. Orang itu berkata; “Aku memang memerintahkan kalian agar berbuat ma’ruf tapi aku sendiri tidak melaksanakannya dan melarang kalian berbuat munkar, namun malah aku mengerjakannya.
inilah azab dari penuntut ilmu bagi yang tidak mengamalkan ilmunya.
-SELESAI-
_____________
(*1) surat al-jumua'ah : 5
(*2) surat asshof : 2-3
(*3) surat albaqoroh : 44
(*4) dikeluarkan attirmidzi 2341 dan ad-darimi 554; dan abu ya'laa 7432; semua sanadnya bertumpu pada :
عن الأعمش، عن سعيد بن عبد الله بن جريج، عن
أبي برزة الأسلمي
Sanadnya dhoif, karna al-a'masy mudalis dan meriwayatkan dengan an'anah dan said dimajhulkan abu haatim
Namun telah datang syahid dari ibn mas'uud.
Diriwayatkan attirmidzi 2340 dan atthobroni 10/8 dari jalan :
عن النبي صلى الله و سلم حسين بن قيس الرحبي حدثنا عطاء بن أبي رباح عن ابن مسعود
Berkata attirmidzi :
حسين بن قيس يضعف في الحديث من قبل حفظه
Husein bin qois didhoifkan dari segi hafalanya.
Dan telah datang dari muadz,
Diriwayatkan albazaar 2292 dari muadz marfuu
ليث، عن عدي بن عدي، عن الصنابحي، عن معاذ، أحسبه رفعه
Namun di ibn abi syaibah 185/8 dari muadz mauquf, dan semua sanadnya bertumpu kepada laits abi sulaim rusak hapalanya.
Dan datang jalan yang lain dari atthobroni 14/460 dan albaihaqi disyuabul imaan 1738, semuanya dari jalan
صَامِتُ بن مُعَاذٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَجِيدِ بن عَبْدِ الْعزيزِ بن أَبِي رَوَّادٍ، عن سفيان الثوري، عن صفوان بن سليم، عن عدي بن عدي، عن الصنابحي، عن معاذ بن جبل، قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم
Sanad ini pun dhoif karena sofwaan dan shoomit keduanya dhoif.dari semua jalan ini
bisa naik paling sedikit kepada derajat hasan lighoirihi , telah dishohihkan oleh muhadits
alalbani rohimahulloh di asshohihah 629/2
(*5) diriwayatkan imam ahmad dan abu ya'laa dari jalan
مالك بن دينار، عن ثمامة بن عبد الله، عن أنس بن مالك، قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم :
Sanadnya shohih, telah dishohihkan syeikh kami muhadist muqbil alwadii di aljaami ashohiih 1/37
Silahkan bergabung kajian2 kami,melalui👇👇
📲GRUP Whattsapp; https://chat.whatsapp.com/EHfXa4PrFRmIik7s5Y1s7e